Lebih baik mencegah daripada mengobati, kata bijak
orang-orang dulu ini perlu dihayati lebih dalam lagi oleh generasi zaman now.
Atau paling tidak bagi kita yang masih diberikan kesempatan oleh Alloh untuk
masih mengandung badan dizaman yang pantasnya sebut "zaman edan".
Dinamika politik hari ini memaksa kita untuk berfikir dan
berpandangan bahwa zaman ini berada di titik yang sama dalam putaran roda
sejarah saat fir'aun berkuasa di Mesir sana. semakin kesini malah semakin nyata
dalam realita keseharian kita, apa-apa yang difirmankan Alloh, disabdakan Rasulullah
dan pesan atau ajaran alim ulama dahulu.
Sudah kian jelas dan nyata kata bijak ini untuk kita yang
masih waras ini harus memegangnya erat, baik dalam dunia nyata maupun maya.
begitu banyak saudara-saudara idealis kita, teman-teman soleh kita, bahkan
guru-guru mulia kita terjebak dalam sihir mematikan lingkungan yang tidak
dijaga ini.
Jika tidak dari sekarang kita perhatikan apa yang kita
dengar, lihat, dan pergauli, maka bukan tidak mungkin kita adalah
"zombie" selanjutnya, baik dalam arti sebenarnya maupun kiasan, dalam
arti sebenarnya zombie adalah pemakan otak yang tidak punya otak dan kiasannya
saudara paham sendiri.
Secara biologi kita tetap hidup, tetapi saat tontonan kita
seperti metro tivu dan sebangsanya, sama saja saudara secara sukarela minum
kopi sianida, pun jika saudara berada dikelompok anti islam, baik itu partai,
organisasi atau teman setia dan sejenisnya sama saja saudara lompat jurang
tanpa alasan, sekalipun kita pada awalnya adalah orang yang islam karena
melaksanakan rukun-rukunnya (bukan islam KTP).
Terlalu banyak alasan untuk kita mencegah pribadi kita
terjangkit virus-virus mematikan tersebut, karena dalam sakit fisik kita akan
tau diri kita sakit melalui gejala-gejala fisik, sedang sakit psikis kebanyakan
tidak diakui si penderita, dan sakit pikiran ini yang hingga kini dari ujung
timur ke barat para peneliti, dokter juga ahli obat-obatan serta kimia belum
menemukan penawarnya.
Parahnya ketika tidak mampu mencegah dan terjangkit,
anggaplah dunia kiamat, karena saat itu terjadi secara pribadi si penderita
tidak memiliki keinginan bertahan waras, lebih memperihatinkannya lagi orang
sehatlah yang mereka sebut sakit. dan dampak paling dahsyat dari kegagalan
mencegah tersebut adalah yang kita semua takutkan ketika lebih banyak warga
dunia yang terjangkit. maka kita yang sehat yang akan disebut sakit.
